Skip to main content

Pembantu Tetangga Sebelah eps.2

Aku mematikan film dengan remote, segera Imas kurengkuh dalam pelukanku dan kucium bibirnya.Dengan penuh napsu kuremas2 toket Imas. Imas menggeliat2 saja, sepertinya napsunya makin berkobar.Remasanku di toketnya berpindah2 dari satu toket ke toket yang lain.

“Mas, aku buka ya kaos kamu biar bisa ngeremes langsung. Rasanya beda deh Mas kalo diremes langsung. Suami kamu juga kaya gini”.



“Enggak om, suami Imas dulu mah langsung masuk aja gak pake pendahuluan… eegh”. Kaosnya langsung kubuka keatas. Imas menaikkan tangannya keatas sehingga mempermudah aku melepas kaosnya.



Toketnya yang besar kenceng sepertinga gak tertampung di branya. Kembali aku mencium bibirnya, sembari tanganku meraba kepunggungnya untuk melepas kaitan branya, dan berhasil. Bra segera kusingkirkan dari tempatnya. Toket Imas yang bundar dan kencang dihiasi pentil yang kecil kecoklatan. Aku segera melanjutkan ciumanku dibibir mungil Imas, lidah kujulurkan masuk ke mulut Imas. Rupanya dia mengerti mesti ngapain dengan lidahku. Dia menghisap-hisap lidahku dan menyentuhkan lidahnya. Lidah kami pun saling bebelit, sementara pentilnya kuplintir2 pelan sehingga pelan2 mengeras. Imas melenguh terus, ketika aku mulai menggosok selangkangannya dari luar celana gombrangnya.

“Ooom”, lenguhnya. Selangkangannya terus kogosok lembut sambil tangan satunya memlintir2 pentilnya,kadang meremes2 toketnya. Imas dah pasrah saja dengan apa yang aku lakukan terhadap tubuh bahenolnya.




“Mas, aku lepasin ya celana kamu”, gak nunggu persetujuannya, aku membuka retsleting celana Imas dan memlorotkannya. Imas mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku melepas celana gombrangnya. Tinggallah Imas pake cd yang tipis. Benar dugaanku, jembutnya lebat sekali, sampe beberapa helai nongol pada lingkar pahanya.

Kuelus2 terus belahan nonoknya daru luar cdnya. Cd nya dah basah, rupanya Imas dah sangat bernapsu jadinya.



“Mas, jembut kamu lebat skale, pasti napsu kamu besar yach”. Imas hanya menggeliat2 saja, dan melenguh2 keenakan menikmati aktivitas tanganku pada dada dan selangkangannya.



“Mas, kamu dah napsu ya, cd kamu dah basah begini. Aku lepas ya”. Aku segera menarik cdnya ke bawah. Sekali lagi Imas mengangkat pantatnya sehingg meluncurlah cdnya meninggalkan tubuhnya. Sekarang Imas sudah bertelanjang bulat didepanku. Tubuhnya yang putih dengan toket besar dan masih kencang sekali, pentil kecil yang dah mengeras dan sekumpulan jembut lebat berbentuk segitiga yang puncaknya mengarah ke nonoknya.

“Mas, terusin dikamarku yuk”, aku menggandeng tangannya dan menariknya ke kamarku.

Imas kubaringkan di ranjang dan segera aku melepaskan semua yang melekat dibadanku.



“Om, gede banget kontolnya, kaya yang di film tadi”. Imas membelalak melihat kontolku yang sudah ngaceng dengan kerasnya. Memang kontolku ukurannya extra large buat standard Indonesia, tapi itu yang membuat perempuan yang pernah aku en tot terkapar lemes dan nikmat. Kami berdua telah bertelanjang bulat. Aku segera berbaring disebelah Imas. Pentilnya kupilin membuat Imas mengerang kenikmatan. Kemudian paha Imas kukangkangkan, jembutnya yang lebat menutupi daerah nonoknya. Aku telungkup di selangkangannya dan mulai menjilati nonoknya. Imas makin mengerang2. Serangan kulakukan bergantian disemua titik sensitif di tubuh Imas.

Bergantian dengan bibir bawahnya, aku juga melumat bibir atasnya sambil meremas2 toketnya yang juga mulai mengeras itu. Kemudian aku kembali kebawah menjilati pahanya sambil kedua tanganku masing-masing bergerilya pada toket dan nonok Imas. 


“Aduh om, nikmat banget. ahh!” kata Imas. Jilatanku mulai merambat naik hingga akhirnya kulumat dan kuremas toket Imas secara bergantian, sementara tanganku masih saja mengobok-obok nonoknya. Desahan Imas tertahan karena sedang berciuman denganku. Tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat. Puas menetek pada Imas, aku bersiap memasuki nonok Imas dengan kontolku. Aku memposisikan diriku diantara kedua belah paha Imas dan memegang kontolku kearah nonoknya.



“Aagh”, erang Imas ketika aku mendorong kontolku dengan bernafsu.



“Napa Mas, nikmat?” kataku sambil meremasi kedua toketnya yang sudah basah dan merah akibat kusedot2.

“Gede banget om, nonok Imas ampe sesek rasanya”.

“Tapi nikmat kan”.



“Nikmat banget om, Imas blon pernah ngerasain ngen tot senikmat ini”. Aku menyodokkan kontolku dengan keras sehingga Imas pun tidak bisa menahan jeritannya. Aku mulai menggarap Imas dengan genjotanku. Dengan terus menyodoki Imas, aku meraih toketnya yang kiri, mula-mula kubelai dengan lembut tapi lama-lama aku semakin keras mencengkramnya. Aku juga mencaplok toket yang satunya. Imas yang mengerti apa mauku, segera membusungkan dadanya ke depan sehingga toketnya pun makin membusung. Aku menjulurkan lidahku untuk menjilati pentilnya sehingga makin mengeras saja. Imas merasa geli bercampur nikmat. Dia mendesah tak karuan merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakannya. Ciumanku merambat naik dari toketnya hingga hinggap di bibirnya,kami berciuman dengan penuh nafsu sampai ludah kami bercampur baur.



“Aahh.. oohh.. Imas mau pipis rasanya.. om!” erang Imas bersamaan dengan tubuhnya mengejang. 



Melihat reaksi Imas, aku semakin memperdahsyat sodokanku dan semakin ganas meremas toketnya. Akhirnya Imas nyampe, tubuhnya mengejang hebat dan cairan nonoknya berleleran dipahanya. Erangannya memenuhi kamar ini membuat aku semakin liar. 



“Itu bukan pipis Mas, itu tandanya kamu mo nyampe, nikmat kan”.



“Banget om.. aaah”.

“Mas ganti posisi yuk, kamu sekarang nungging deh”, kataku sambil mencabut kontolku dari nonoknya.kontolku berlumuran cairan lendir Imas yang menyembur dahsyat ketika dia nyampe. 



“Mo dimasukin ke pantat ya om, gak mau ah”.



“Ngapain dipantat Mas, nonok kamu peret banget, enak banget dien otnya’.



“Abis kontol om gede banget sih, nonok Imas pan belum pernah kemasukan kontol segede kontol om, makanya kerasa peret banget”. Imas pun nungging dipinggir ranjang dan aku berdiri dibelakangnya. Tubuhnya yang dalam posisi tengkurap kuangkat pada bagian pinggul sehingga lebih menungging. Aku membuka lebar bibir nonoknya dan menyentuhkan kepala kontolku disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke nonoknya.


“Heghh..heghmm…”, lenguhnya saat kontolku masuk. Imas mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kontolku perlahan-lahan mulai menguak bibir nonoknya yang sangat basah. Aku menekan kontolku sedikit demi sedikit. Imas mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kontolku ke dalam nonoknya. 



“Aaa..”, jeritnya keras. Matanya membelalak. kontolku menancap dalam sekali di nonoknya.

Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kontolku keluar masuk.



“Lebih keras lagi om”, erangnya. Aku memompa kontolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya.

“Aku juga”, sahutku. Aku meningkatkan kecepatan genjotan kontolku . Imas menjerit-jerit semakin keras, dan merangkul aku erat-erat. Dia sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kontolku dalam-dalam. Imas menjerit keras. Pejuku muncrat di dalam nonoknya 5 atau 6 kali. 



“Gila Mas, nonok kamu enak banget, sempit banget”. katanya.



“kontol om juga keras banget, enak…” jawabnya. aku ambruk kecapaian.



“Istirahat dulu ya Mas”. 



“Emangnya om masih mo lagi”.



“So pasti dong mas, enak begini mah gak bole disia2kan. Kamu nikmat juga kan, masih mau lagi juga kan”.



“Iya om, nikmat banget”. 



“Iya nikmat apa iya mau lagi”.

“Dua2nya om”. kontolku yang melemas terlepas dari jepitan nonok peretnya. Aku segera mengambil minum untuk Imas dan aku sendiri.

Imas seneng dengan layanan yang aku berikan, mungkin dia belum pernah seumur2 diambilkan minum. 



“Om, Imas suka deh ama om, om memperlakukan Imas seperti istri om”. Aku terharu juga mendengar ucapannya.





Gairahku masih tinggi. Setelah aku merasa Imas cukup istirahatnya, aku segera memulai ronde kedua, pemanasan lagi, biar Imas napsu banget. Akupun berbaring disebelahnya, Imas menyambut aku dengan pelukannya. Aku mengelusi punggungnya, terus turun hingga meremas bongkahan pantatnya. Sementara tangan Imas juga turun meraih kontolku. 



“Gila nih kontol, udah keras lagi..kan baru ngecret om?” tanyanya waktu menggenggam kontolku yang mulai mengeras. Akupun mulai menciumi telinganya,lidahku menelusuri belakang telinganya, juga bermain-main di lubangnya. 



Dengusan nafas dan lidahku membuat Imas merasa geli dan menggeliat-geliat. Kemudian aku melumat bibirnya dengan ganas, lidahku menyapu langit-langit mulutnya. Imas merespon dengan mengulum lidahku.

Makin ahli dia berciuman, siapa dulu gurunya dong (ha ha). Tanganku meraba-raba kebawah ke nonoknya yang sudah basah lagi, karena napsunya ternyata telah demikian tingginya. Aku tak sabar untuk segera ngentoti Imas lagi. Segera Imas kunaiki. Pahanya kukangkangkan. Ketika kuraih kontolku kutuntun kearah nonoknya, tangan kanan Imas ikut menuntun kontolku menuju sasaran. Saat kepala kontolku menyentuh bibir nonoknya, aku menekannya ke dalam, mulutnya menggumam tertahan karena sedang berciuman denganku. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kontolku menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam nonoknya. Imas menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kontolku masuk lebih dalam lagi. Imas terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan kontolku. Imas memutar2 pantatnya untuk memperbesar rasa nikmat.


Promo New Member Bonus 25% Sportbook
New Bonus Deposit 5%
Bonus Cashback 5% sampai 10% Sportsbook
Bonus 1% Rollingan Casino
New Cashback 100%
Mari bergabung bersama kami di www.dewa168.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.dewa168@yahoo.com
Blackberry Messenger : 25CBBB46
Livechat : Tersedia di website kami di www.dewa168.com
Via Hp : wap.dewa168.com
Proses Depo/WD Cepat, Aman, dan Terpercaya !!

Popular posts from this blog

Hadiah Pendewasaan Dari Mbak Yuni

Dewa168 - Mbak Yuni adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Yuni ikut dengan keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya. Setelah itu kami jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yang dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya. Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa...

Ibu Tiri Ku, Dia yang Menggoda Ku

Aku adalah anak semata wayang dari manajer di perusahaan besaar di jakarta sebut saja aku dani dengan kulit putih dan wajah yang menurutku gak ganteng dan gak jelek tapi kata orang mmuka aku gemesin ngangenin & tinggi 169cm dan berat badan 57kg . Di saat usiaku 15 tahun papahku bercerai dengan ibu kandung dan ibuku lah yang mendapatkan hak asuh walaupun aku sudah tidak tinggal dengan papah lagi tetapi papah selalu menjemputku untuk menginap dirumahnya yang sangat besar waktu itu aku menghabiskan waktu bersama papah dengan menonton klub kesukaan kita manchester city hari demi hari berlalu tetapi papah selalucerita dengan aku kalau ingin mempunyai mamah baru untuk aku,,, walaupun aku tidak setuju dengan papah tapi papah ttp saja ingin mencari pendamping untuk hidupnya . Lalu sebulan kemudian papah menikahi janda dengan 1 anak "dina" istri papah sangat cantik dengan paras wajah wanita sunda yang cantik dengan tinggi badan 172cm dengan payudara yang sangat besar seperti pep...

Tragedi dan Birahi

Setelah aku sehat dan kembali dari rumah sakit membawa bayiku, dan bayiku berusia 1 tahun, dengan lemmbut suamiku meminta izin untuk menikah lagi. Alasannya, baginya seorang anak tak mungkin. Dia harus memiliki anak yang lain, laki-laki dan perempuan. Dengan sedih, aku "terpaksa" merelakan suamiku untuk menikah lagi.  Parakanku sudah tdiangkat, demi keselamatanku dan kesehatanku. Sejakl pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernh pulang ke rumah lagi.  Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari isteri mudanya dan dua anak lagi dari isterinya yang ketiga. Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung unutk biaya kuliah anakku Irvan nanti. Irvan sendiri sudah tak perduli pada ayahnya.  Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Irvan tak bersahabat dengannya. Aku...