Skip to main content
“Ahh… akhirnya selesai juga deh kerjaan gue,” ujar Doni sembari membereskan tumpukan-tumpukan kertas di mejanya. “Abis ini, lu mau ke mana, Ga? Ngopi di kafe?” ia bertanya pada Justin, rekan kerjanya, yang ada di ruangan itu.

“Wah, gak tau deh, Don. Kayaknya gua langsung pulang aja. Ngantuk gua” jawab Justin. “Kalo lo?”

Doni tersenyum. Sambil mengedipkan matanya, ia menatap Justin nakal. “Gue? Biasa lah, kencan ama murid-murid, dong. hahaha!” tukasnya tertawa bangga.

“Hahaha, parah lu, Don.” Justin menggeleng. Cepat-cepat ia membenahi mejanya hingga rapi seperti sedia kala. “Udah punya tunangan juga, masih aja, nakal.”

Doni kembali terbahak. “Yeee gua gitu, lho, hahaha! Doni sang penakluk,”

Hanya bisa tersenyum Justin menanggapi kelakuan sahabatnya. Setelah meraih tas kerjanya yang tergeletak di lantai, lelaki itu pun langsung beranjak meninggalkan ruang guru.

“Cabut dulu ya, Sob. Kabar-kabarin kalo berhasil taklukin cewe lagi,”

“Yoi, Fren. Hati-hati di jalan ya.”

“Oke.” sahut Justin pelan. Mereka lalu saling menggenggam tangan akrab.



Doni Adrian adalah salah satu guru olahraga di SMU Tunas Persada, salah satu SMU unggulan yang bertarif mahal dan lumayan elit. Wajahnya tampan, tubuhnya kekar dan maskulin, usianya masih muda, tidak aneh jika ia disukai banyak siswi-siswi. Selain itu, ia juga terbilang cukup ramah dan supel bergaul dengan murid-murid. Dan tak hanya di sekolah, di dunia pergaulan luarnya pun ia sangat dikagumi oleh gadis-gadis. Maka, lengkaplah sudah kesempurnaan lelaki berbadan tegap ini.

Namun sayang, di balik segala apa yang dimilikinya, perilaku Doni sebenarnya sangatlah buruk. Ia suka sekali mempermainkan wanita. Entah sudah berapa banyak wanita ia nikmati lalu campakkan begitu saja setelah ia dapatkan segalanya. Dan yang lebih parah lagi, diam-diam di sekolah pun ia suka sekali melakukan pelecehan seksual terhadap para siswi. Doni sering menyalahgunakan jabatannya sebagai guru untuk mengancam para korbannya agar mau melayaninya. Tentu saja hal tersebut hingga kini masih tertutup rapat-rapat, mengingat pandainya lelaki ini membuat alasan dan berkilah ria. Tapi entah sampai kapan hal itu bertahan…

Saat itu, waktu telah menunjukkan pukul 2 siang. Jam pelajaran sekolah telah bubar. Doni tengah melangkah santai di koridor sekolah baru saja keluar dari ruang guru. Tepat di dekat tangga turun, tiba-tiba saja ia mendengar suara memanggil dari belakang dan mengejarnya cepat.

“Pak Doni… Pak Doni… gimana bapak mau kan ngasih aku ujian susulan?”

Doni pun berbalik. Ah, ternyata Keysha, anak kelas 12 yang cantik dan anggota cheerleader. Jelas aja Doni langsung melotot disajikan pemandangan segar di siang itu. Keysha mengenakan rok pendek abu-abu yang sangat ketat dipadu dengan kaus kaki putih sepanjang pahanya. Wajahnya cantik. Rambutnya panjang dan hitam dikuncir kuda. Hidungnya mancung. Dan itu kecantikan itu segera membuat burung Doni menegang.

Doni menggeleng. “Waduh, Sha, ga bisa nih. Bapak sibuk.”

“Ayolah Paaak,” Keysha merengek. “Emm… ngomong-ngomong, Keysha mau deh terima tawaran bapak yang bapak kemaren bilang itu… keysha siap kok. Gimana?” lanjut si gadis seraya berkedip genit.

“Tawaran? Tawaran apa ya?” Doni bertanya.

Pelan, Keysha menunduk malu. “Emm, yang itu tuh… yang bapak mau ngasih ujian susulan itu… asal Keysha mau ml ama bapak…,”

Mata Doni membelalak senang. Jelas aja semakin girang si guru cabul itu mendengar kata-kata Keysha! Udah lama sekali Doni ingin menikmati tubuh molek Keysha tapi gadis ini selalu menolak. Tentu ini kesempatan langka yang tak boleh di sia-siakan!

“Bener nih Keysha mau?”

“Iyaaa, Pak.” Jawab Keysha malu.

Doni tersenyum. “Hehehe, jadi gimana nih? Sekarang aja yuk?”

“Iya sekarang aja, Pak.” Sahut Keysha. “Di gudang belakang sekolah aja, Pak. Tempat penyimpanan alat-alat olah raga. Aman kok.”

Dengan hati girang, Doni pun akhirnya mengikuti Keysha berjalan ke tempat dituju. Agak aneh juga sih siswi ini akhirnya tiba-tiba mau disetubuhi ama dirinya. Tapi apa peduli lah. Yang penting, ia sekarang bisa menikmati tubuh gadis cantik ini.

“Hehehe, mulai asyik nih kamu ya, Keysha,” ujar Doni sembari meremas pantat Keysha.

----------------

Tiba di gudang belakang, setelah menutup pintu rapat, Doni pun langsung memeluk Keysha dan meremas-remas payudaranya. Namun Keysha segera mendorong gurunya itu.

“Ih, sabar dong Pak. Pelan-pelan.”

“Hehehe. Iya-iya.”

Keysha pun lalu berbalik. Gadis itu lalu berjalan menuju tumpukan barang-barang dan menarik sebuah matras dari sana. Lampu penerangan di ruangan itu agak lemah, jadi membutuhkan waktu cukup lama bagi dirinya untuk menemukan benda itu.

“Pake ini aja ya Pak?” bisik Keysha perlahan merebahkan diri di matras. Sungguh indah pemandangan itu di mata Doni. Keysha sang siswi tercantik sekolah, kini terbaring pasrah di atas matras menunggu disetubuhinya. Pahanya sangat mulus. Penuh menggoda, gadis itu pun lalu menarik roknya ke atas, membuka kakinya. Hingga terlihatlah celana dalam putinnya yang tipis melapisi belahan memeknya yang tembem.

Tak mau kalah, Doni pun segera membuka celananya! Ia buka sabuknya, lalu turunkan celana panjang kainnya jatuh ke lantai. Setelah itu, ia buka celana dalamnya menunjukkan batang kejantannannya yang besar dan berurat.

Glek… Keysha menelan ludah melihat benda itu. Besar sekali! Namun ia tetap berusaha tenang.

Tanpa buang-buang waktu lagi, Doni langsung turun dan serta merta mengambil posisi menindih Keysha merangkak bertumpu di atas tubuh si gadis. Ia gesek-gesekkan penis besarnya pada kemaluan Keysha yang masih terlindung celana dalam.

“Memek kamu rapet sekali, Keysha… Kamu masih perawan, ya?” tanya Doni.

Keysha tersenyum. “Iya dong pak. Aku kan anak baik.”

Dalam hati Doni bersuka cita. Cihuyyy dapet perawan! Pikirnya.

Tapi naas! Baru saja ia berniat membuka cangcut sang gadis, tiba-tiba saja pintu gudang terbuka!

Cleeeeekkk…

“OH! Jadi ini kelakuan kamu selama ini ya Doni!”

Tak diduga mendadak saja ada seseorang masuk dan memergoki mereka berdua. Sosok itu semakin mendekat. Ternyata bu Silvi, sang guru BP.

“E-e-eh, S-sil-vi….” Doni gelagapan. Buru-buru ia segera berdiri dan mengambil sikap seolah-olah berlagak tak berdosa. “Nggak kok ini… aku… cuma…,”

Silvi menggeleng-gelengkan kepala. Sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, wanita itu lalu mendengus. “Kurang ajar kamu ya ternyata Doni. Sebagai pendidik kamu harusnya ngasih contoh yang baik! Bukan ngerusak masa depan para siswi kayak gini!”

Doni sejenak terdiam. Tapi emang dasar bajingan, ia lalu malah tertawa tanpa rasa bersalah. “Gak apa-apa kok, Sil, tenang aja. Lagian, Keysha sendiri kok yang ngajak, hehehe.”

Doni semakin tersenyum mesum saja pada Silvi. Sengaja ia tak pakaikan kembali busana bagian bawahnya hingga di depan wanita itu ia hanya terbaluti kemeja. Sementara, selangkangannya tetap telanjang memamerkan penis besarnya yang mengacung tegak pada sang guru Bp.

Bu Silvi sendiri tampil sangat cantik dan seksi kala itu. Tubuh rampingnya dilapisi blouse putih berpadu blazer kerja warna hitam. Rok span senada yang ketat dan pendek di atas lutut ia kenakan. Stocking hitam tipis membungkus tungkai jenjangnya, serasi dengan high heels 10 cm menghias kakinya.

Bu Silvi masih sangat muda dan cantik. Rambutnya sedikit ikal sebahu bercat warna cokelat dengan kulit putih yang halus bercahaya. Sepasang kacamata tipis selalu menghias parasnya. Tak heran ia banyak disukai rekan-rekan guru dan murid. Tapi karena sikap tegasnya, tak ada yang berani menggodanya.

Menanggapi perkataan Doni, Silvi pun balas tertawa. “Hahaha, ya jelas aja. Orang Keysha saya suruh kerjasama untuk menjebak kamu, kok. Di ruangan ini sudah saya lengkapi dengan kamera. Kamu tak bisa mengelak lagi, Doni. Akan saya laporkan. Kamu harus dihukum!”

Doni terkejut. Matanya terbelalak. Jelas ia naik pitam dengan ulah dua wanita ini!

“Apa? Kurang ajar ya kamu Silvi!” teriak Doni sembari bergerak maju hendak menampar wanita tersebut. Keysha sempat menjerit. “Buuuu!” Namun dengan tenang Silvi bereaksi. Dengan cepat kaki kananannya mengayun lincah menghantam biji testikel Doni yang mengayun-ayun saat guru olahraga bejat itu brutal menerkam.

PLAKKKKK!!! Terdengar suara kulit saling menghantam! Tulang pergelangan kaki Silvi yang terbungkus stocking dan high heels rupanya sukses mengenai benda kelenjar “kebangaan” para pria tersebut. Wajah Doni seketika memucat.

“AAAAARGHHH!” BRUKKK!

Doni pun ambruk tanpa perlawanan. Tampak berguling-guling kesakitan guru olahraga bertubuh kekar maskulin itu melipat kakinya. Kedua tangannya mengingsut ke selangkangan. Memegangi si “bola pusaka” yang baru saja mendapat tendangan dari Bu Silvi.

Keysha melongo. Matanya terpana tak berkedip tak percaya! Begitu mudah Bu Silvi yang cantik dan agak berpotongan mungil ini merobohkan Doni yang kekar nan atletis. Bahkan semenit pun nggak. Hanya dengan sekali tendangan!

“See?” Silvi berkata pada Keysha. “Ibu bilang juga apa. Laki-laki itu lemah, Sha. Mereka makhluk lemah. Doni yang besar dan kuat aja bisa ibu TKO dengan sekali tendang. Apalagi anak-anak seumuran kamu, Sha!”

Keysha segera bangkit berdiri. Dirapikannya dengan perlahan baju seragam kusutnya lalu melangkah mendekati Doni. Masih terlihat menderita si guru tampan itu meringkuk seperti bola memegangi biji pelernya yang baru ditendang Bu Silvi.

Dalam kesakitannya, Doni menggeram. “Aaaaaarghhh… ahhh… brengsek kaliaaaan… aaaah.”

“Yang brengsek itu kamu, Doni!” sergah Silvi sembari membungkuk. Ia tendang tubuh lelaki bajingan itu keras-keras. Setelah itu, wanita cantik beparas tegas dan dingin itu pun lalu berlutut, membuka paksa kedua kaki Doni. Ditepisnya kedua tangan si lelaki yang melindungi pangkal paha. Lalu diremasnya kuat-kuat buah zakar miliknya.

“AAAAAAAAAARRRGGGH!”

Teriakan Doni semakin keras. Tubuhnya meronta-rota. Namun segera ditahan dan diatasi oleh Keysha atas perintah Bu Silvi. Dengan sebuah lap yang diambil dari sana, siswi itu membekap mulut guru olahraganya dan memegangi kepalanya yang meronta-ronta,

“Kelemahan lelaki itu ini, Sha,” papar Bu Silvi sembari menarik ke atas testikel Doni, memperlihatkannya pada Keysha. Tentu saja itu menimbulkan rasa sakit yang semakin dahsyat. “MMmmmhhmmmmhh!” Jerit Doni, tertahan oleh bekapan Keysha.

“Ini namanya testis, atau biji testikel. Biasa juga disebut buah zakar. Kebanggaan kaum lelaki, tapi juga sekaligus kelemahannya.” lanjut Silvi.

“Kamu liat sendiri kan tadi, Doni langsung ambruk tak berdaya begitu ibu tendang testisnya?” guru BP cantik itu bertanya.

Keysha mengangguk. “Iya bu! Parah banget, hihihi. Masa ditendang gitu aja langsung KO, ya. Hihihi.” jawabnya sembari tertawa.

“Ya itulah, Sha. Kamu udah ngerti kan sekarang, kenapa ibu bilang laki-laki itu makhluk lemah dan perempuan lebih kuat?” Bu Silvi tersenyum.

“Iya, Bu.” Senyum Keysha tak kalah manisnya. “Lemah banget.”

Bu Silvi mengedipkan sebelah mata. “Sip. Nanti deh, ibu kasih pelajaran lebih lanjut tentang ini!” ia berujar.

“Oh ya? Asyiiik! Oke bu.” Bersinar terang wajah Keysha penuh antusias. “Nanti aku kasih kumpulin temen-temen deh. Kasih tau mereka! Eh ngomong-ngomng, ini Doni digimanain bu? Dibiarin gini aja.” Keysha tertawa kikuk, hampir lupa dirinya masih asyik membekap mulut dan mengunci kepala Doni yang belum berhenti berteriak-teriak pilu seraya menggeleng-geleng. “MMMMMhhh!! Mmmmhhh! Mmmmh!”

“Hihihihihi! Oh iya ya?” Bu Silvi ikut tertawa. Yah tentu saja guru olahraga malang itu tak bisa berhenti menjerit. Di selangkangannya, masih tampak asyik wanita cantik tersebut rupanya meremas-remas dan memelintir biji peler Doni. “Ibu buat pingsan dulu deh keparat ini. nanti kamu panggil uks ya. Bilang ada guru pingsan di gudang belakang akibat kecelakaan, hihihi!” tukas Silvi. Buru-buru, sang guru BP berparas menawan itu berdiri. Ia ayunkan kaki jenjangnya ke belakang setinggi mungkin. Lalu, dengan gerak anggun namun penuh kekuatan, ia berikan sebuah hantaman telak pada selangkangan Doni.

PLETAKKKKK!!!

Jelas terlihat biji testikel lelaki itu agak sedikit terkoyak bentuknya bagaikan ingin pecah. Dalam bekapan Keysha, kentara terasa tubuh guru olahraga tegap maskulin itu mengejang hebat. Bola matanya terbelalak liar, sebelum seketika tenggelam lemas tak bergerak. Pingsan.

Keysha menatap Doni yang KO dengan pandangan tak percaya. Wow… mudah sekali menjinakan laki-laki…. Pikirnya, sebelum serta merta melangkah riang di belakang bu Silvi yang keluar ruangan gudang meninggalkan Doni tergeletak begitu saja.



Promo New Member Bonus 25% Sportbook
New Bonus Deposit 5%
Bonus Cashback 5% sampai 10% Sportsbook
Bonus 1% Rollingan Casino
New Cashback 100%
Mari bergabung bersama kami di www.dewa168.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.dewa168@yahoo.com
Blackberry Messenger : 25CBBB46
Livechat : Tersedia di website kami di www.dewa168.com
Via Hp : wap.dewa168.com
Proses Depo/WD Cepat, Aman, dan Terpercaya !!

Popular posts from this blog

Hadiah Pendewasaan Dari Mbak Yuni

Dewa168 - Mbak Yuni adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Yuni ikut dengan keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya. Setelah itu kami jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yang dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya. Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa...

Ibu Tiri Ku, Dia yang Menggoda Ku

Aku adalah anak semata wayang dari manajer di perusahaan besaar di jakarta sebut saja aku dani dengan kulit putih dan wajah yang menurutku gak ganteng dan gak jelek tapi kata orang mmuka aku gemesin ngangenin & tinggi 169cm dan berat badan 57kg . Di saat usiaku 15 tahun papahku bercerai dengan ibu kandung dan ibuku lah yang mendapatkan hak asuh walaupun aku sudah tidak tinggal dengan papah lagi tetapi papah selalu menjemputku untuk menginap dirumahnya yang sangat besar waktu itu aku menghabiskan waktu bersama papah dengan menonton klub kesukaan kita manchester city hari demi hari berlalu tetapi papah selalucerita dengan aku kalau ingin mempunyai mamah baru untuk aku,,, walaupun aku tidak setuju dengan papah tapi papah ttp saja ingin mencari pendamping untuk hidupnya . Lalu sebulan kemudian papah menikahi janda dengan 1 anak "dina" istri papah sangat cantik dengan paras wajah wanita sunda yang cantik dengan tinggi badan 172cm dengan payudara yang sangat besar seperti pep...

Tragedi dan Birahi

Setelah aku sehat dan kembali dari rumah sakit membawa bayiku, dan bayiku berusia 1 tahun, dengan lemmbut suamiku meminta izin untuk menikah lagi. Alasannya, baginya seorang anak tak mungkin. Dia harus memiliki anak yang lain, laki-laki dan perempuan. Dengan sedih, aku "terpaksa" merelakan suamiku untuk menikah lagi.  Parakanku sudah tdiangkat, demi keselamatanku dan kesehatanku. Sejakl pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernh pulang ke rumah lagi.  Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari isteri mudanya dan dua anak lagi dari isterinya yang ketiga. Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung unutk biaya kuliah anakku Irvan nanti. Irvan sendiri sudah tak perduli pada ayahnya.  Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Irvan tak bersahabat dengannya. Aku...