Suatu pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan matatertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Yudi yang menelponku. “Ris, kamu beberapa
hari ini sibuk gak??” tanya om Yudi. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa om??” tanyaku
balik. “Om mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Yudi. “Eeeemmm….Minta tolong apa
om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap dirumah om karena
om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris,
bisa gak??” taya om Yudi. “Eeeemmm….Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang
om??” tanyaku. “Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah
ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Yudi. “Okkee…Deeeh
om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu memang
keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris”
ucap om Yudi. “Iyha om” jawabku singkat.
Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi
untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, aku
membayangkan tubuh bahenol tante Vera, kubayangkan pantatnya yang semok aku remas-remas,
kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat
penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga
bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika.
Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi. Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera. Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh tante Vera
menjadi terlihat, dan bahkan garis-garis CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat
ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku
itu. Cerita Sex Lainnya ada di Novelseks.com
“Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta tante Vera. “Okkee
deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil
kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia,
kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat. Aku tak kuasa menahan
nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar
celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera,
jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor
itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan”.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah
parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya.
Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama,
setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku
hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

Aku menuju ke pintu kamar mandi,
sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu
ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku
terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada
sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air
di kulitnya.
Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan
tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina.
Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air
ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis
pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku
tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. “Lho Ris, kamu
lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti
aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Vera mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.”
Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi
aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian
di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu
masuk kamar tante dan langsung tidur. “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut,
karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar
sarung. “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan
pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin ke
atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.

Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa
dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur
tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan
pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk
menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Aris tahu kok kalau tante
tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya. “Lho, jadi kamu..” Tante kaget
dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah
kan?” agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama
lebih kurang sepuluh menit.
Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian,
dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju
tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku.
Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna
hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.
Aku jadi salah tingkah. “Aku tahu
kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua
bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya.” aku semakin salah tingkah. “Lho
kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan. “Maksud Aris,
nggak salahkan kalau Aris pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat
tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh
geli Ris.” tante Vera merengek perlahan. “hmhmhmhmmmm..shh” tante semakin keras mendesah
ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Rok yang
menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi
gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Vera.
Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap
kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan
tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “hmhmhmhmmmm, boleh
juga nih.

Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah
dilihatnya. “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika
tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum. “Wah, rupanya tante punya Penis
lain yang lebih gedhe.” Gila tante Vera ini, padahal Penisku belum besar maksimal karena
terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku
sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia
sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri
dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini
mengagetkannya. “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga
tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante
merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Penisku yang mempunyai panjang 17cm dengan diameter 6cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penisku.” Aku
ingin agar tante memulai ini secepatnya. “hmhmhmhmmmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat
ujung Penis Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari
ujung sampai pangkal Penis “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau. Lalu aku
tarik kepala tante Vera sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini
berusaha untuk melepas CD tante Vera. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting
susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga. “Ayo Ris, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya. “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Ris, terus Ris.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin
dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Vera.
“Ahh..Ris..shh..Risr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante
keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai
puncak.
Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan
perasaan enaknya. “hmhmhmhmmmm..kamu pintar Ris. Gak rugi tante punya keponakan seperti
kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan
manja tante memeRis tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis
ku sendiri. “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penisku masih berdiri
tegak dan belum puas. Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu
dengan lembut tante mulai mengocok Penis.
Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Ris, kok kamu belum keluar juga.
Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau
keluar sesuatu dari Penisku. Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke
lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Vera, lalu turun dari tempat tidur. Aku
jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya
dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot.
Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa
nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku
berdiri sambil memegang kedua pahanya.
Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vaginanya dari
atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau
tidak karuan. “Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Ris, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya
memasukkan Penis. Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Vera, ujung
kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis
sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment
yang sangat enak.

hari ini sibuk gak??” tanya om Yudi. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa om??” tanyaku
balik. “Om mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Yudi. “Eeeemmm….Minta tolong apa
om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap dirumah om karena
om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante Vera dan Tia dan Lia ya Ris,
bisa gak??” taya om Yudi. “Eeeemmm….Bisa deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang
om??” tanyaku. “Sekarang aja Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah
ngomong sama tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Yudi. “Okkee…Deeeh
om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu memang
keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal masuk aja ya Ris”
ucap om Yudi. “Iyha om” jawabku singkat.
Setelah menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar mandi
untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, aku
membayangkan tubuh bahenol tante Vera, kubayangkan pantatnya yang semok aku remas-remas,
kujilati memek tante Vera sampai tante Vera ngecrot, penisku dikulum tante Vera, membuat
penisku menegang dan Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga
bayanganku tentang tante Vera hilang dengan seketika.
Tak lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju rumah om Yudi. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Yudi. Dan ternyata om yudi sudah berangkat lalu aku disambut oleh tante Vera. Pemandangan indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh tante Vera sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh tante Vera
menjadi terlihat, dan bahkan garis-garis CD tante Vera kelihatan karena roknya yang sangat
ketat. Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya tante Vera membuyarkan pemandanganku
itu. Cerita Sex Lainnya ada di Novelseks.com
“Ris tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta tante Vera. “Okkee
deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak tante Vera yang masih kecil
kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku mengantar Tia dan Lia,
kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku lihat. Aku tak kuasa menahan
nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang sehingga kelihatan dari luar
celanaku karena penisku yang lumayan besar. Untungnya aku mengantarkan anaknya tante Vera,
jika yang kuantarkan adalah tante Vera bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor
itu yang terus mengganguku selama dalam perjalanan”.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Vera. Setelah
parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya.
Tante Vera masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama,
setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku
hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur.

Aku menuju ke pintu kamar mandi,
sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu
ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku
terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Vera tanpa ada
sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air
di kulitnya.
Ternyata tante Vera sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan
tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina.
Rupanya tante Vera ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air
ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis
pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Vera, membuatku
tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Vera berhubungan badan denganku. “Lho Ris, kamu
lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti
aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Vera mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.”
Celetuk tante Vera sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi
aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Vera berangkat kerja, aku sendirian
di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu
masuk kamar tante dan langsung tidur. “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut,
karena tante Vera sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar
sarung. “Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan
pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin ke
atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.

Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa
dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur
tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan
pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk
menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Aris tahu kok kalau tante
tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya. “Lho, jadi kamu..” Tante kaget
dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Aris ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah
kan?” agak takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama
lebih kurang sepuluh menit.
Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian,
dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju
tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku.
Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna
hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku.
Aku jadi salah tingkah. “Aku tahu
kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua
bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok tante. Maafin Aris ya.” aku semakin salah tingkah. “Lho
kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan. “Maksud Aris,
nggak salahkan kalau Aris pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat
tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh
geli Ris.” tante Vera merengek perlahan. “hmhmhmhmmmm..shh” tante semakin keras mendesah
ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Rok yang
menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi
gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Vera.
Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap
kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan
tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “hmhmhmhmmmm, boleh
juga nih.

Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah
dilihatnya. “Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika
tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum. “Wah, rupanya tante punya Penis
lain yang lebih gedhe.” Gila tante Vera ini, padahal Penisku belum besar maksimal karena
terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku
sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia
sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri
dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini
mengagetkannya. “Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga
tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante
merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Penisku yang mempunyai panjang 17cm dengan diameter 6cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penisku.” Aku
ingin agar tante memulai ini secepatnya. “hmhmhmhmmmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat
ujung Penis Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari
ujung sampai pangkal Penis “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau. Lalu aku
tarik kepala tante Vera sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini
berusaha untuk melepas CD tante Vera. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting
susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga. “Ayo Ris, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya. “OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Ris, terus Ris.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin
dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Vera.
“Ahh..Ris..shh..Risr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante
keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai
puncak.
Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan
perasaan enaknya. “hmhmhmhmmmm..kamu pintar Ris. Gak rugi tante punya keponakan seperti
kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan
manja tante memeRis tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis
ku sendiri. “Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penisku masih berdiri
tegak dan belum puas. Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu
dengan lembut tante mulai mengocok Penis.
Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Ris, kok kamu belum keluar juga.
Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau
keluar sesuatu dari Penisku. Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke
lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Vera, lalu turun dari tempat tidur. Aku
jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya
dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot.
Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa
nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku
berdiri sambil memegang kedua pahanya.
Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vaginanya dari
atas ke bawah dengan pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau
tidak karuan. “Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Ris, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya
memasukkan Penis. Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Vera, ujung
kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis
sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment
yang sangat enak.

Promo New Member Bonus 25% Sportbook
New Bonus Deposit 5%
Bonus Cashback 5% sampai 10% Sportsbook
Bonus 1% Rollingan Casino
New Cashback 100%
Mari bergabung bersama kami di www.dewa168.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.dewa168@yahoo.com
Blackberry Messenger : 25CBBB46
Livechat : Tersedia di website kami di www.dewa168.com
Via Hp : wap.dewa168.com
Proses Depo/WD Cepat, Aman, dan Terpercaya !!
Bonus Cashback 5% sampai 10% Sportsbook
Bonus 1% Rollingan Casino
New Cashback 100%
Mari bergabung bersama kami di www.dewa168.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.dewa168@yahoo.com
Blackberry Messenger : 25CBBB46
Livechat : Tersedia di website kami di www.dewa168.com
Via Hp : wap.dewa168.com
Proses Depo/WD Cepat, Aman, dan Terpercaya !!
kerCeria.gif)
