Skip to main content

Tubuhnya Teramat Luar Biasa

Tubuhnya Teramat Luar Biasa
Namaku Septiana, tapi orang sering memanggilku dengan sebutan Ana. Usiaku 25 tahun, belum menikah, kini aku tinggal di kota S dan bekerja sebagai PNS disalah satu dinas kota itu. Disini aku ingin menceritakan pengalaman pertamaku berhubungan seks dengan orang yang masih belum cukup umur.

Kala itu aku diminta untuk menginap di rumah tanteku, untuk menemani anaknya yang bernama Okta yang masih kelas 1 SMP, kebetulan tanteku dan suaminya ada keperluan di luar kota. Sudah beberapa hari aku menginap di rumah tanteku, awalnya tak ada yang aneh di rumah itu. Hingga suatu pagi aku bangun kesiangan dan hampir telat masuk kerja, lalu dengan tergesa-gesa aku berlari sambil memakai jilbabku menuju kamar mandi, namun ternyata kamar mandi terkunci dan rupanya Okta sedang mandi.

Karena takut terlambat akhirnya aku menggedor pintu kamar mandi minta izin sama Okta untuk ikut mandi, tak lama pintupun terbuka. Dengan cuek Okta yang dalam keadaan telanjang menyuruh aku masuk, tanpa pikir panjang aku langsung masuk, setelah masuk ke kamar mandi dengan acuh aku melepas baju dan celana tidurku, dan terlihatlah payudaraku dan memekku yang bersih tanpa ditumbuhi rambut sedikitpun karena aku rajin merawat bagian sensitifku dan memberinya shaved cream agar permukaan memek tidak tumbuh rambut.

Dari dulu aku memang sudah biasa tidur tanpa mengenakan BH maupun celana dalam. Dengan tanpa ragu aku telanjang bulat di depan Okta, toh dia masih kecil pikirku. Saat aku hendak melepas jilbabku, Okta menatap ke bagian selangkanganku dengan tatapan heran dan mulai bertanya.

“Mbak Ana, vagina tuh kayak gitu ya?” tanpa kuduga keluar pertanyaan seperti itu dari mulut Okta dan tanpa sadar aku lupa untuk meneruskan melepas jilbab.

“Kog kamu tanya gitu emang kenapa?” tanyaku balik.

“Soalnya aku pernah liat difilm kalau vagina itu banyak rambutnya?” jawab Okta menjelaskan. Mendengar jawaban Okta aku sangat terkejut dan lebih kagetnya lagi saat aku menoleh kearahnya ternyata penis Okta sudah mengeras.

“Boleh gak aku coba memegangnya mbak?” tanyanya. Gila banget nih bocah fikirku kataku dalam hati. Aku hanya terdiam kaku dengan pertanyaan yang diajukan Okta. Dan tanpa sadar dadaku terasa berdesir saat melihat penis Okta yang belum disunat dan belum keluar rambutnya itu mengacung di depanku.

“Kalau cuma megang sih boleh nih pegang aja” jawabku. Dengan senyum nakal aku mendekati Okta dan meraih tangan kirinya lalu meletakannya di bibir memekku dan lagi-lagi dia bikin aku terkejut setengah mati karena dengan beraninya dia memasukkan jari tengahnya ke lubang memekku. Otomatis perbuatannya itu membuat libidoku naik.

“Ah, Okta jarinya jangan dimasukin donk”

“Emang kenapa mbak? Enakkan?” tanyanya dengan wajah polos menggoda. Jari Okta terus saja mengelus-elus klitorisku dan aku tetap saja hanya diam memendam rasa kenikmatan membuatku lupa kalau aku sudah kesiangan. Dan setelah beberapa saat jarinya bermain di klitorisku kemudian kembali dia berkata yang membuatku terkejut untuk kesekian kalinya.

“Boleh gak mbak punyaku ku masukin kesini” katanya sambil mengarhakan penisnya ke memekku tapi tentu saja tidak sampai karena aku lebih tinggi dari dia.

“Gak boleh, kamu masih kecil” bentakku. Aku terpaksa berkata seperti itu karena aku masih perawan dan tidak pernah melakukan hubungan seks sebelumnya.

Kulihat wajahnya terlihat kecewa dengan jawabnku.

“Sekali aja mbak…pliissss…banget….” pinta memohon di depanku. Melihat dia memohon seperti itu aku jadi tak tega juga. Lagi pula aku juga penasaran ingin merasakan bagaimana rasanya bersetubuh dengan anak yang masih kecil.

“Ya udah tapi janji sekali aja ya?” kataku.

“Asyiiik…makasih ya mbak” katanya kegirangan.

Lalu saat aku hendak melepas jilbab Okta berkata,
“Gak usah dilepas mbak jilbabnya”
“Emang kenapa?” tanyaku.
“Soalnya mbak Ana terlihat lebih cantik kalau pakai jilbab” jawabnya memujiku. Akupun tersenyum mendengar pujian itu. Kembali kurapikan jilbabku, kemudian dengan perlahan aku duduk di atas lantai sambil membuka kedua kakiku, kemudian Okta langsung jongkok dan mengarahkan penisnya ke memekku, dengan ukuran penis yang kecil tentunya bisa dengan mudah masuk menerobos memekku. Walaupun masih perawan tapi karena sudah basah jadi mempermudah penis Okta yang kecil masuk ke lubang memekku.

“Pelan-pelan aja ya…mbak sebelumnya belum pernah melakukan kayak gini?” kataku.
“Yang bener mbak? jadi mbak masih perawan? Jadi aku dong yang ngentotin mbak untuk yang pertama kalinya?” tanya Okta terkejut.
“Iya benar, mbak belum pernah ngentot” jelasku.

Dengan matanya yang nanar dan nafasnya yang dipenuh birahi akhirnya seluruh penis kecilnya masuk ke dalam lubang memekku. “Ternyata seperti ini rasanya disetubuhi.. rasanya tidak sakit tapi sedikit ngilu…” kataku dalam hati.

“Aku genjot agak keras ya mbak?” tanya Okta.
“Iya Ta boleh” jawabku singkat dengan nafas yang tak beraturan.

Dengan perlahan dia memompa penisnya dan semakin lama semakin cepat gerakannya. Dan aku hanya bisa mendesah akibat permainan anak SMP yang begitu agresif dan mengoyak-oyak isi memekku. Walapun kecil tapi gerakannya yang brutal mampu menyentuh setiap dinding memekku.
“Ooohhh…Oktaaa…aaahhh…”

Terasa sekali gesekan kulup penisnya yang belum disunat. Rasanya benar-benar nikmat. Gila aku tak habis pikir dengan kelakuan anak tanteku ini. Seperti sudah terbiasa Okta dengan ganasnya menghujam memekku dengan penis mungilnya.

“Ayo Okta lebih keras lagi…aaahhh…” erangku persis di samping telinganya. Diapun menuruti permintaanku. Dengan ganas dan liar dia memompa memekku penuh gairah. Dan dengan nakalnya dia melahap payudaraku dan mengulum putingku yang mengeras sedari tadi. Ooh sungguh rangsangan yang luar biasa.

Pompaan penis kecilnya beserta kuluman bibirnya di putingku membuatku menggelinjang dan melayang. Hampir setelah sekitar 10 menit penis kecil Okta memompa memekku yang disertai erangan nafsuku di telinganya yang tak henti-hentinya rupanya membuatnya tak bisa bertahan lagi.

“Aduh mbak aku sudah gak tahan lagi mau keluaaarrr…aaahh..” erang Okta.
“Iya sayang keluarin seluruh spermamu di dalam aja ya …aaahhh… ” jawabku. Dan akhirnya dia pun menumpahkan spermanya di dalam memekku.

Terasa sekali sperma Okta mengalir di dalam memekku. Kemudian Okta mencabut penisnya.
“Makasih banget ya mbak Ana…aku keluar dulu mau berangkat sekolah” katanya.

Dengan mudahnya Okta meninggalkanku dalam keadaan lemas dan masih telanjang bulat tapi masih memakai jeilbab. Tergeletak aku di lantai kamar mandi beserta tumpahan spermanya di memekku. Aku yang belum meraih orgasme jadi uring-uringan sendiri, karena hasratku belum tersalurkan sepenuhnya.

“Dasar Okta…mbak belum keluaaaarrr…” tanpa sadar aku berteriak dari dalam kamar mandi.







Promo New Member Bonus 25% Sportbook
New Bonus Deposit 5%
Bonus Cashback 5% sampai 10% Sportsbook
Bonus 1% Rollingan Casino
New Cashback 100%
Mari bergabung bersama kami di www.dewa168.com
Untuk Informasi Selanjutnya silahkan menghubungi CS 24 jam kami
Yahoo Messenger : cs.dewa168@yahoo.com
Blackberry Messenger : 25CBBB46
Livechat : Tersedia di website kami di www.dewa168.com
Via Hp : wap.dewa168.com
Proses Depo/WD Cepat, Aman, dan Terpercaya !!

Popular posts from this blog

Hadiah Pendewasaan Dari Mbak Yuni

Dewa168 - Mbak Yuni adalah anak tetangga nenekku di desa daerah Cilacap yang ikut dengan keluargaku di Kota Semarang sejak SMP. Waktu SD ia sekolah di desa, setelah itu ia diajak keluargaku di kota untuk melanjutkan sekolah sekaligus membantu keluargaku terutama merawat aku. Kami sangat akrab bahkan di juga sering ngeloni aku. Mbak Yuni ikut dengan keluargaku sampai dia lulus SMA atau aku kelas 2 SD dan dia kembali ke desa. Namanya juga anak kecil, jadi aku belum ada perasaan apa-apa terhadapnya. Setelah itu kami jarang bertemu, paling-paling hanya setahun satu atau dua kali. Tiga tahun kemudian ia menikah dan waktu aku kelas dua SMP aku harus pindah luar Jawa ke Kota Makassar mengikuti ayah yang dipindah tugas. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Kami hanya berhubungan lewat surat dan kabarnya ia sekarang telah memiliki seorang anak. pada waktu aku lulus SMA aku pulang ke rumah nenek dan berniat mencari tempat kuliah di Kota Yogya. Sesampai di rumah nenek aku tahu bahwa...

Ibu Tiri Ku, Dia yang Menggoda Ku

Aku adalah anak semata wayang dari manajer di perusahaan besaar di jakarta sebut saja aku dani dengan kulit putih dan wajah yang menurutku gak ganteng dan gak jelek tapi kata orang mmuka aku gemesin ngangenin & tinggi 169cm dan berat badan 57kg . Di saat usiaku 15 tahun papahku bercerai dengan ibu kandung dan ibuku lah yang mendapatkan hak asuh walaupun aku sudah tidak tinggal dengan papah lagi tetapi papah selalu menjemputku untuk menginap dirumahnya yang sangat besar waktu itu aku menghabiskan waktu bersama papah dengan menonton klub kesukaan kita manchester city hari demi hari berlalu tetapi papah selalucerita dengan aku kalau ingin mempunyai mamah baru untuk aku,,, walaupun aku tidak setuju dengan papah tapi papah ttp saja ingin mencari pendamping untuk hidupnya . Lalu sebulan kemudian papah menikahi janda dengan 1 anak "dina" istri papah sangat cantik dengan paras wajah wanita sunda yang cantik dengan tinggi badan 172cm dengan payudara yang sangat besar seperti pep...

Tragedi dan Birahi

Setelah aku sehat dan kembali dari rumah sakit membawa bayiku, dan bayiku berusia 1 tahun, dengan lemmbut suamiku meminta izin untuk menikah lagi. Alasannya, baginya seorang anak tak mungkin. Dia harus memiliki anak yang lain, laki-laki dan perempuan. Dengan sedih, aku "terpaksa" merelakan suamiku untuk menikah lagi.  Parakanku sudah tdiangkat, demi keselamatanku dan kesehatanku. Sejakl pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernh pulang ke rumah lagi.  Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari isteri mudanya dan dua anak lagi dari isterinya yang ketiga. Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung unutk biaya kuliah anakku Irvan nanti. Irvan sendiri sudah tak perduli pada ayahnya.  Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Irvan tak bersahabat dengannya. Aku...